Gaya Antar Molekul
Gaya antar molekul adalah gaya
tarik-menarik antar molekul yang saling berdekatan. Gaya antar molekul berbeda
dengan ikatan kimia. Ikatan kimia, seperti ikatan ionik, kovalen, dan logam,
semuanya adalah ikatan antar atom dalam
membentuk molekul. Sedangkan gaya antar molekul adalah gaya tarik antar molekul.
Dipol
Dipol adalah singkatan
dari di polar, yang artinya 2 kutub. Senyawa yang memiliki dipol
adalah senyawa yang memiliki kutub positif (δ+) di satu
sisi, dan kutub negatif (δ-) di sisi yang lain. Senyawa
yang memiliki dipol biasa disebut sebagai senyawa polar. Senyawa polar
terbentuk melalui ikatan kovalen polar. Perlu diperhatikan bahwa dipol berbeda
dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol lebih lemah dibanding kekuatan
listrik ion. Ion terdapat pada senyawa ionik, dimana molekul terbagi menjadi 2,
yaitu ion positif/kation dan ion negatif/anion.
Perbedaan antara ion dan dipol :
Pada senyawa ion, molekul terbagi (bisa juga dikatakan terbelah) menjadi
2 bagian. Jadi, ion positif dan ion negatif sebenarnya terpisah. Mereka bersatu
hanya karena adanya gaya tarik-menarik antar ion positif dan negatif (gaya
coulomb).
Pada senyawa polar, tidak terjadi
pemisahan. Molekul merupakan satu kesatuan. Hanya saja pada satu sisi/tepi
terdapat kutub positif (δ+) dan di sisi/tepi yang lain
terdapat kutub negatif (δ-).
Untuk senyawa non polar, sama sekali tidak ada muatan listrik yang terkandung. Untuk mempelajari bagaimana dipol terbentuk, silakan tengok kembali materi ikatan kovalen polar.
Untuk senyawa non polar, sama sekali tidak ada muatan listrik yang terkandung. Untuk mempelajari bagaimana dipol terbentuk, silakan tengok kembali materi ikatan kovalen polar.
Ada tiga macam gaya antar molekul, yaitu :
1. Gaya
London
Gaya London merupakan gaya
antar dipol sesaat pada molekul non polar. Gaya London dapat
terjadi pada gas mulia yang mempunyai keelektronegatifan nol. Seperti yang
diketahui, molekul non polar seharusnya tidak mempunyai kutub/polar (sesuai
dengan namanya). Namun, karena adanya pergerakan elektron mengelilingi
atom/molekul, maka ada saat-saat tertentu dimana elektron akan
"berkumpul" (terkonsentrasi) di salah satu ujung/tepi molekul, sedang
di tepi yang lain elektronnya "kosong". Hal ini membuat molekul
tersebut "tiba-tiba" memiliki dipol, yang disebut dipol sesaat.
Munculnya dipol ini akan menginduksi dipol tetangga disebelahnya. Ikatan
dipol sangat lemah, tetapi iaktannya akan bertambah kuat dengan bertambahnya
elektron, sehingga titik didih makin tinggi. Contohnya pada Neon, dimana gas
neon bisa dicairkan.
Kekuatan gaya London bergantung
pada beberapa faktor, antara lain :
a.
Kerumitan Molekul
- Lebih banyak terdapat interaksipada molekul
kompleks dari molekul sederhana, sehingga Gaya London lebih besar
dibandingkan molekul sederhana.
- Makin besar Mr makin kuat Gaya London.
b.
Ukuran Molekul
- Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih
besar dari pada molekul berukuran kecil. Sehingga mudah terjadi kutub
listrik sesaat yang menimbulkan Gaya London besar.
- Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya
bertambah besar, sehingga gaya londonnya juga semakin besar.
2. Gaya
Van der Waals (gaya tarik antara dipol-dipol)
Gaya Van der Waals merupakan gaya
tarik antar dipol pada molekul polar (molekul yang mempunyai
perbedaan keelektronegatifan yang sangat kecil). Gaya ini sangat lemah, maka
zat yang mempunyai ikatan Van der Waals akan mempunyai titik didih yang sangat
rendah dan bersifat permanen sehingga lebih kuat dari gaya London. Molekul
polar memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika dikumpulkan, maka
molekul polar akan mengatur dirinya (membentuk formasi) sedemikian
hingga ujung yang bermuatan positif akan berdekatan dengan ujung yang
bermuatan negatif dari molekul lain. Tapi tentu saja formasinya tidak
statis/tetap. Kenapa? Karena sebenarnya molekul selalu bergerak dan
bertumbukan/tabrakan.
Catatan:
Molekul/atom/zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol). Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K (-2730C)
Molekul/atom/zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol). Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K (-2730C)
Gaya Van der Waals diperlihatkan
dengan garis merah (putus-putus). Kekuatan gaya tarik antara dipol ini biasanya
lebih lemah dari kekuatan ikatan ionik atau kovalen (kekuatannya hanya 1% dari
ikatan). Kekuatannya juga akan berkurang dengan cepat bila jarak antar dipol
makin besar. Jadi gaya Van der Waaals suatu molekul akan lebih kuat pada fase
padat dibanding cair dan gas.
Gaya van der Waals Gaya Van der
Waals terdapat pada senyawa Hidrokarbon contohnya pada CH4. Senyawa-senyawa
yang mempunyai ikatan Van der Waals akan mempunyai titik didih yang sangat
rendah, tetapi dengan bertambahnya Mr ikatan akan makin kuat sehingga titik
didih lebih tinggi.
3. Ikatan
Hidrogen
Ikatan Hidrogen adalah ikatan
yang terjadi antara atom Hidrogen (H) dengan atom yang keelektronegatifannya
tinggi seperti nitrogen (N), oksigen (O), fluor (F) baik antar molekul/inter
molekul. Kutub positif pada kedudukan H berikatan dengan kutub negatif pada
kedudukan atom yang keelektronegatifannya besar seperti N, O, F. Gaya tarik
dipol yang kuat terjadi antara molekul-molekul tersebut. Gaya tarik antar
molekul yang terjadi memiliki kekuatan 5 sampai 10% dari ikatan kovalen.
Gambaran ikatan hidrogen dapat
dilihat pada gambar berikut:
Ikatan hidrogen diperlihatkan
pada garis merah (putus-putus). Meskipun tidak terlalu kuat, ikatan hidrogen
tersebar diseluruh molekul. Inilah sebabnya air (H2O)
memiliki titik didih yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan
dengan senyawa lain dengan berat molekul (Mr) yang hampir sama. Sebut misalnya
CO2 (Mr=48) dalam suhu kamar sudah berwujud gas, sedangkan
air (H2O) dengan berat molekul lebih kecil (Mr=18) pada suhu kamar
(20 0C) masih berada pada fase cair. Ikatan hydrogen jauh
lebih kuat dari pada gaya Van der Waals, sehingga zat yang mempunyai ikatan
Hidrogen mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi.
Karena kekuatan ikatan Hidrogen
lebih besar dibanding gaya Van der Waals, maka ikatan hidrogen akan lebih
dominan mempengaruhi sifat fisik air. Apabila sebuah molekul memiliki lebih
dari satu jenis gaya antar molekul, maka penentuan jenis gaya yang terjadi
dalam molekul tersebut dipilih berdasarkan gaya yang dominan/lebih kuat.
Jenis gaya antar molekul
- Gaya elektrostatik
Gaya ini merupakan gaya yang terkuat. Terjadi antara molekul-molekul yang memiliki ikatan ionik.
Contoh: NaCl, CaBr2, dll.
Akibat gaya ini, seluruh senyawa dengan ikatan ionik memiliki titik didih yang tinggi. - Ikatan hidrogen
Gaya ini menempati urutan kekuatan ke-2. Terjadi jika dalam molekul terdapat ikatan:
H - N, atau
H - O, atau
H - F
Contoh: H2O.
Gaya inilah yang menyebabkan air (H2O) memiliki titik didih yang relatif tinggi. - Gaya Van der Waals
Gaya ini menempati urutan kekuatan ke-3. Dalam tutorial ini kita akan membatasi gaya Van der Waals sebagai gaya yang terjadi antara molekul-molekul dengan ikatan kovalen dan bersifat polar. CO, HBr, dll.
Gaya ini kurang mempengaruhi peningkatan titik didih suatu zat. - Gaya London
Gaya ini merupakan gaya yang terlemah. Terjadi antara molekul-molekul yang memiliki ikatan kovalen dan (secara keseluruhan) bersifat non-polar. Pada teknisnya, senyawa nonpolar dapat membentuk dipol sesaat yang "muncul-hilang" secara terus-menerus.
Contoh: CCl4, CO2, dll.
Catatan khusus:
- Ada kemungkinan sebuah molekul memiliki lebih dari
satu gaya antar molekul, misalnya H2O. Antar molekul air (H2O)
terjadi dua jenis gaya antar molekul, yaitu:
- Gaya Hidrogen, karena memiliki atom H dan O.
- Gaya Van der Waals, karena molekul air bersifat
polar.
- Terdapat 5 struktur molekul utama untuk molekul
poliatom yang selalu bersifat simetris, yaitu:
- linier/lurus
- segitiga datar
- tetrahedral
- trigonal bipiramida
- oktahedral
Cara Menentukan Jenis Gaya Antar Molekul
- Apakah dalam senyawa terdapat unsur
logam dan non logam?
- Jika Ya:
Jenis gaya antar molekul yang terjadi adalah gaya elektrostatik.
selesai. - Jika Tidak:
Lanjut ke Nomor 2.
- Apakah dalam senyawa terdapat ikatan
H - N atau H - O atau H - F ?
- Jika Ya:
Jenis gaya antar molekul yang terjadi adalah ikatan hidrogen.
selesai. - Jika Tidak:
Lanjut ke Nomor 3.
- Bagaimana bentuk/struktur molekul?
- Jika bentuk molekul tidak
simetris (polar):
Jenis gaya antar molekul yang terjadi adalah gaya Van der Waals.
selesai. - Jika bentuk molekul
simetris (non polar):
Jenis gaya antar molekul yang terjadi adalah gaya London.
selesai.
Contoh :
- Tentukan jenis interaksi antar
molekul NaCl Penyelesaian:
- Dalam senyawa terdapat
unsur logam (Na) dan non logam (Cl)
Kesimpulan: terjadi interaksi gaya elektrostatik - Tentukan jenis interaksi antar
molekul H2O Penyelesaian:
- Dalam senyawa tidak
terdapat unsur logam dan non logam secara bersama-sama.
- Dalam senyawa terdapat
ikatan H - O
Kesimpulan: terjadi interaksi ikatan hidrogen.
- Tentukan jenis interaksi antar
molekul CO Penyelesaian:
- Dalam senyawa tidak terdapat
unsur logam dan non logam secara bersama-sama.
- Dalam senyawa tidak
terdapat ikatan H - N atau H - O atau H - F
- Molekul CO terdiri dari
dua atom (diatomik) yang berbeda (tidak simetris)
Kesimpulan: terjadi interaksi gaya Van der Waals.
- Tentukan jenis interaksi antar
molekul O2 Penyelesaian:
- Dalam senyawa tidak
terdapat unsur logam dan non logam secara bersama-sama.
- Dalam senyawa tidak
terdapat ikatan H - N atau H - O atau H - F
- Molekul O2 terdiri
dari dua atom (diatomik) yang sama (simetris)
Kesimpulan: terjadi interaksi gaya London.
- Tentukan jenis interaksi antar
molekul H2S
Penyelesaian: - Dalam senyawa tidak
terdapat unsur logam dan non logam secara bersama-sama.
- Dalam senyawa tidak
terdapat ikatan H - N atau H - O atau H - F
- Molekul H2S
terdiri dari banyak atom (poliatomik) dan memiliki struktur huruf V
(tidak simetris, karena tidak termasuk 5 struktur molekul utama)
Kesimpulan: terjadi interaksi gaya Van der Waals.
Bagus.trim
BalasHapus